Minggu, 22 Maret 2009

wahai, apakah itu cinta?

Surga di Bumi


Tirai kehidupan tiba-tiba saja tersibak
Teka-teki misteri perlahan terkuak
Dan cahya terang merasuk ke kamarku yang suram
Aku melongok keluar jendela, untuk menyaksikan
Lalu kulangkahkan kakiku mengitari kota
Menghirup napas kebebasan yang melegakan
Dan dunia serasa berubah
Sebab semua menjadi lebih indah
Walau hati ini masih berkandung gundah
Semangatku seakan membuncah
Dan mimpiku berkecambah;

Jalanku menjadi lebih terjal, tetapi sekarang jelas
Hutan mana yang mesti kuterabas
Tak peduli sakit ataupun panas
Segalanya kuterima dengan hati puas
Sebab Rajawali takkan tumbuh jika takut terbang
Dan mentari tak ditakdirkan sembunyi di balik awan
Jika manusia enggan berjuang,
Lalu apa yang didapatkan, kecuali putus asa dan kesedihan

Hari ini, aku hidup demi mimpiku sendiri
Hari ini, mimpiku lebih berharga dan segalanya
Untuk membuktikan bahwa aku benar;
Bahwa keberanian melahirkan keberhasilan
Ketekunan melampaui semua kekuatan
Dan kejujuran bukanlah kelemahan
Hanya satu jawabnya,
Mahkota Sang Raja di istana mesti digenggam

Tapi suatu saat nanti, aku ingin hidup untuk orang lain
Dadaku selalu sesak melihat anak-anak jalanan
Mereka mengemis dan kelaparan
Dan ibu yang menangis tertahan
Saat bencana datang tanpa peringatan
Mereka yang tertindas memohon pertolongan
Untuk keadilan yang tak jua datang
Oh, bangsaku yang wajahnya tercoreng arang
Tunggulah, jika saatku tiba;
Saat aku cukup kuat menanggung beban
Saat kata-kataku bukan lagi angin yang tak dipedulikan

Aku ingin membangun surga
Di atas bumi yang tak sempurna
Dimana semua orang bisa bahagia
Saling berbagi, walau hanya sejumput doa

Sekarang, mungkin tanganku terulur lemah
Dan hanya bisa kusampaikan keluh kesah
Tapi, mimpi untuk suatu saat nanti
Takkan boleh mati; Mesti jadi abadi

Jumat, 20 Maret 2009

Entah...........


Pagi kembali menerobos di tiap celah

Dibonceng mentari yang kuanggap angkuh bercahaya

Menggeser indahnya purnama dan sepinya malam

Yang sedari tadi bersamaku berteman...

Ketika tak bisa kupejamkan mata karena rinduku padamu.


Entah telah berapa purnama menemaniku tanpamu

Entah telah berapa purnama kulewatkan dengan gelisah

Karena mengingatmu membuatku terbuai dalam rindu yang dalam

Bahkan kenangan merayuku sampai ingin tertidur.


Tapi aku tak bisa terlelap...

Karena cintaku untukmu....

Membuatku harus bangkit dari keterpurukan.

Dan aku memang harus bangkit dari rasa sakit ini

Menjelajah setiap cara untuk bisa mati tanpa rasa sakit

Biar bisa kurintis jalan disuatu tempat yang tak seorang pun tau

Dimana yang ada hanya aku dan kamu dalam segala bahagia

Karena aku pasti akan kembali untuk menjemputmu

Setelah kurintis jalan terindah itu.

Rasa ini tak pernah mati


Saat sunyi masih memelukku

Kupeluk juga rasa yang masih melekat

Yang masih subur hingga saat ini

Bersemi dan masih akan terus berbuah

Sekalipun sudah kau ciptakan musim gugur

Diantara cinta kita.


Ada juga satu rasa masih kuat menyandera hati

Yaitu rindu yang enggan berdiam diri

Dari hari ke hari datang tanpa diundang

Larut kedalam satu emosi

Meski terkendali kesadaran

Namun rapuh ada diantara kebekuan.


Masih kupeluk juga rasa ini,

Mungkin waktu sudah membuatmu lupa

Segala yang pernah terjadi diantara kita

Tapi tujuh generasi mendatang

Masih akan ku ceritakan tanpa terlewatkan

Apa yang pernah terjadi pada hatiku



=================================

Sabtu, 13 September 2008

Kota Pensiunan

hidup susah di Trenggalek masihlah perlu disyukuri. hampir ga ada dampak kenaikan BBM atau apalah untuk kota Trenggalek. berbeda dengan kota2 besar yang banyak ribut ketika ada kebijakan pemerintah yang baru. saking apatisnya, warga Trenggalek yang menyikapi kenaikan BBM pada waktu itu hanya berceloteh.."ah yang penting bensin ma Minyak tanah masih ada" begitulah cara berfikir masyarakat Trenggalek. perlu kita contoh sikap kepasrahan itu, legowo begitu kata orang Jawa. meski penghasilan mereka paspasan.. gaya hidup yang sederhana di Kabupaten Trenggalek menjadikan kota ini selalu adem ayem,maka pantaslah kalau kota ini disebut kota pensiunan.
tak bisa hanya begitu saja..seharusnya kebijakan pemerintah perlu kita sikapi dengan kritis. jangan sampai ketidak pedulian masyarakat kota Trenggalek dimanfaatkan oleh elit politik atau elit2 monopoli yang lainnya. kedamaian di Kota ini perlu kita irikan.
saya rasa kota inilah merupakan cerminana cita 2 bung Karno, bineka. dan sumpah Trenggalek begitu ademnya untuk hidup.berapapun penghasilan kita asal tidak neko2 cukuplah untuk hidup. semuanya akan berjalan damai aman dan tentram. begitulah Trenggalek, kota surga pensiunan.

Sabtu, 26 Juli 2008

trenggalek bangkit

kami beritakan seputar trenggalek. tanpa embel aling-aling.
kami bukan wartawan, kami penulis kejujuran...
bukan wartawan yang merampok
bukan pula penjilat dengan ID card wartawan
kami menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kejujuran.
hanya Allah SWT yang kami takuti
bukan pejabat atau politikus yang saling menerkam satu sama lain bahkan saudara seedarah daging.
kami muak untuk mendengar kebohongan media

semoga ALLAH SWT Meridhai kami
amin